Lha, Yesus Kok Malah Bertamu?


31 Oktober 2010, 44/Th.C/II/10

Zakheus menjadi sangat terkenal di daerah Yerikho. Dia bukan saja sebagai pemungut cukai, melainkan kepala pemungut cukai. Dalam masyarakat Yahudi, orang semacam Zakheus ini sering dihina dan direndahkan karena suka memungut melebihi yang wajib atau lebih tepatnya memeras masyarakat pembayar pajak, yang adalah bangsanya sendiri. Sebenarnya pajak wajib hanyalah pajak tanah dan pajak perorangan serta pajak tahunan untuk Bait Allah. Seringkali mereka memungut di luar pajak wajib itu untuk kantongnya sendiri. Inilah yang membuat masyarakat Yahudi membenci orang seperti Zakheus.

Zakeus

Para pemungut cukai juga disamakan dengan orang najis, karena bekerja sama dengan penjajah yang dianggap kafir. Padahal menurut Yahudi, yang biasa dikatakan orang najis adalah orang kusta. Jadi, Zakheus digolongkan seperti orang-orang kusta yang perlu dikucilkan dari pergaulan masyarakat.Terhadap orang yang seperti itu, Yesus mau bertamu di rumahnya. Padahal pantang bagi orang Yahudi untuk bertamu di rumah orang seperti Zakheus. Yesus pasti punya alasannya sendiri. Mungkin alasan Yesus yang paling utama, karena Dia ingin mencari dan menyelamatkan yang hilang. Yesus sungguh mengerti bahwa Zakheus digolongkan orang yang berdosa, karena menjadi kaki tangan penjajah dan sering memeras para pembayar pajak.Apakah kunjungan Yesus ini membawa hasil? Tentu saja!! TRANSFORMASI.

Pertama, pada awal kisah, Zakheus si pemungut cukai digolongkan sebagai orang berdosa, yang membuat dia selalu tersisih dari masyarakatnya. Namun pada akhir kisah, Zakheus   disebut  anak  Abraham. Dengan gelar ini Yesus ingin menunjukkan bahwa Zakheus juga termasuk dalam kalangan bangsa terpilih.

Kehadiran Yesus ternyata membawa transformasi dalam diri Zakheus, dari orang yang tersisih menjadi orang yang terpilih.Kedua, pada awal kisah diceritakan bahwa Zakheus adalah orang yang pekerjaannya memungut, yaitu memungut cukai. Namun lihatlah pada akhir kisah, dia menjadi orang yang berjanji rela memberikan hartanya kepada orang miskin. Kedatangan Yesus sekali lagi membawa transformasi dalam diri Zakheus, dari orang yang memungut menjadi orang yang memberi. Walaupun pertobatan Zakheus ini masih berupa janji, dan tentu saja masih belum terbukti, ternyata Yesus sangat menghargai janji tersebut.Ketiga, pada awal kisah diceritakan bahwa Zakheus adalah orang yang berusaha mencari kesempatan untuk bertemu Yesus, Sang Penyelamat, tetapi tidak berhasil. Zakheus adalah orang yang mencari keselamatan. Namun pada akhir kisah diceritakan bahwa Zakheus adalah orang yang memperoleh keselamatan itu. Kehadiran Yesus ternyata dapat memenuhi harapan Zakheus dan membuatnya mengalami transformasi diri: dari orang yang mencari menjadi orang yang menemukan keselamatan.Zakheus mengalami transformasi diri: dia menjadi manusia baru!! Kisah ini menarik bagi kita untuk dijadikan refleksi hidup? Sudah sekian lama kita  menjadi pengikut Yesus, bahkan banyak dari kita yang ingin menjadi pengikut-Nya secara khusus. Sudahkah kita berubah menjadi manusia yang sungguh-sungguh baru?

Allah Harus Makin Besar dalam Kemanusiaanku

Pastor. Louis Antonny Wijaya, SCJ.

Sumber, dan berita warta paroki lain silahkan download: 31 Oktober 2010_LD.pdf

Pos ini dipublikasikan di Buletin, Warta Paroki. Tandai permalink.

Tinggalkan komentar